Si Gundul dari Lereng Rinjani, Satu-satunya di Dunia Durian Tanpa Duri
By Admin
nusakini.com - Lombok Barat - Selama ini kita mengenal Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai sentra produksi berbagai komoditas hortikultura unggulan seperti manggis di Narmada dan bawang putih di Sembalun. Namun ada satu jenis buah langka yang belum banyak diekspos dunia yaitu durian tanpa duri atau dinamai durian Si Gundul.
Keunggulan dan keunikan yang dimiliki buah ini terletak pada buahnya yang tidak memiliki duri seperti pada buah durian pada umumnya. Daging buah durian Si Gundul berwarna kuning muda dengan rasa manis, daging buahnya tebal sedang hampir sama dengan dengan buah durian pada umumnya. Berat buah rata-rata berkisar antara 0,87 - 1,50 kg.
Durian Si Gundul memiliki daya adaptasi yang luas. Dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga menengah sehingga mulai banyak dikembangkan di NTB dan beberapa wilayah Indonesia.
Wardi, Kepala BPSB Provinsi NTB menjelaskan bahwa berdasarkan data perbanyakan benih melalui sertifikasi dari 2008 – 2018 telah dikembangkan sebanyak 23.409 batang dan telah tersebar di wilayah Nusa Tenggara Barat dan sebagian dikirim ke luar Provinsi NTB.
"Sentra utama buah ini di provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat di Kecamatan Lingsar dan Kecamatan Narmada. Dengan segala keunikan dan kelebihannya, durian ini resmi didaftarkan menjadi Varietas Unggul Nasional pada tanggal 22 April 2008 dengan Nomor : 440/Kpts/SR.120/4/2008 dengan nama Si Gundul," jelas Wardi.
Lebih detil Wardi menambahkan bahwa Pohon Induk Tunggal (PIT) buah ini terdapat di tepi hutan kawasan lindung Gunung Rinjani yang termasuk wilayah Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
"PIT durian Si Gundul saat ini tidak berbuah lagi yang disebabkan bakal buah rontok akibat musim hujan, ujarnya. Penangkar benih buah-buahan di daerah NTB memperbanyak benih buah ini sejak diresmikan menjadi Varietas Unggul Nasional," lanjutnya.
Wardi menyebutkan penangkar yang memperbanyak pertama kali adalah Ahmad Fauzi, pimpinan UD. Hikmah. Pada 2009 lalu, Ahmad mengirim benih durian si Gundul ke Ciliungsi, Bogor untuk dibudidayakan sebanyak 2000 benih.
"Sampai saat ini banyak penangkar benih hortikultura yang memproduksi benih durian si Gundul namun jumlahnya masih terbatas karena permintaan dipasaran kurang banyak, benih durian yang banyak diminati untuk saat ini adalah Kani, Matahari dan Otong," papar Wardi.
Pohon durian tanpa duri ini sudah mulai berbuah namun hanya sedikit sehingga belum tersedia di pasaran. Permasalahan yang dihadapi adalah tanaman yang sudah berbunga gagal berbuah yang kemungkinan disebabkan faktor cuaca.
Wardi menjelaskan, "Setelah diobservasi ternyata posisi letak putik dan benangsari durian Si Gundul berjauhan sehingga sering gagal melakukan penyerbukan sendiri dan memerlukan penyerbukan dengan bantuan manusia. Hal ini salah satu pemicu terjadinya gagal pembentukan buah."
Tim dari BPSB Provinsi NTB telah mencoba melakukan penyerbukan dengan bantuan manusia dengan cara dikawinkan dengan durian Tong Medaye dan telah berhasil terbentuk bakal buah, namun rontok yang disebabkan oleh hujan.
Pada 2018 BPSB Pertanian Provinsi NTB mendapatkan penghargaan TOP 99 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Penyelamatan Plasma Nutfah Provinsi NTB sebagai Varietas Unggul Nasional melalui Pendaftaran dan Pelepasan Varietas Hortikultura terkait durian ini.
Observasi tentang durian Si Gundul telah dilakukan selama 10 tahun oleh BPSB Pertanian Provinsi NTB bersama dengan Prof. Dr. Reza Tirtawinata ahli durian dari Taman Buah Mekarsari dan Yayasan Durian Nusantara di taman kerajaan Narmada Kabupaten Lombok Barat.
Sri Wijayanti Yusuf, Pelaksana Tugas Direktur Buah dan Florkultura mengharapkan agar perbanyakan durian si Gundul lebih ditingkatkan sebagai kebanggaan nasional Indonesia.
"Saya berharap perbanyakan durian si Gundul lebih ditingkatkan sebagai kebanggaan nasional Indonesia.mengingat keunikan dan kelebihannya yang cuma ada satu - satunya di dunia. Keunggulan dan keunikan durian si Gundul tidak dimiliki oleh durian lainnya, oleh karena itu kedepan pengembangan durian ini perlu terus ditingkatkan," tutupnya.
Ditemui di tempat terpisah, Dirjen Hortikultura Suwandi memberikan apresiasi atas keberhasilan durian lokal melenggang ke pasar ekspor. Berdasarkan data BPS, produksi dan ekspor durian setiap tahun mengalami kenaikan. Produksi pada 2017 mencapai 795 ton dan ekspornya sebesar 240 ton.
"Di tahun 2018, produksi dan ekspor durian mengalami kenaikan yang cukup drastis yakni produksinya sebesar 819.654 ton dan ekspor 1.086 ton. Ekspor durian 2018 surplus 730 ton dibandingkan impornya," jelas Suwandi. (p/eg)